PUISI TENTANG GURU (DI) INDONESIA
MENJADI BARU KARENA MU, GURU
Karya : M. RAUDAH JAMBAK
Bukan tanpa sebab, maka huruf menjelma kata
Bukan tanpa sebab, maka kata menjelma kalimat
Bukan tanpa sebab, kalimat menjelma maklumat menjadi bahasa antara kami
dan engkau, guru
segalanya menjadi baru
Lihatlah,
Adakah yang lebih mulia dari sekumpulan intan atau berlian dibandingkan dari ketulusanmu membimbing kami menyulam huruf dan kata, merangkai kalimat
dan bahasa?
Dihadapanmu kami bersaksi dan kami tak pernah mengeram sangsi
Bukan tanpa sebab, angka bertambah
Bukan tanpa sebab, angka berkali
Bukan tanpa sebab, angka menjelma dalam rumus kimia atau fisika menjadi semesta fikir kita, guru
segalanya menjadi baru
Lihatlah,
Adakah yang lebih luas dari samudera dan mayapada, selain keluasan hatimu yang terang benderang penuh cahaya dalam keikhlasan tak terhingga?
Dihadapanmu kami bersaksi dan kami tak pernah mengeram sangsi
Begitupun,
kami acap terlupa membebaskan huruf yang terkurung di ruang berpintu tertutup
memerdekakan angka yang terpenjara di ruang berdinding curiga
Mungkin kata maaf berjuta tak cukup, bagimu. Sebab acap kami berucap penuh kesia-siaan. Dan berkali kami menghitung jasa pada kurva luka
dan sabarmu mengubah kami selalu menjadi manusia baru dalam setiap detak detik waktu
Bukan tanpa sebab, maka huruf
Bukan tanpa sebab, maka kata
Bukan tanpa sebab, kalimat
Bukan tanpa sebab, bertambah
Bukan tanpa sebab, berkali
Bukan tanpa sebab, semesta
segalanya menjadi baru
tentang bahasa
tentang mayapada
penuh cahaya
tak terhingga
dan merdeka
Dihadapanmu kami bersaksi dan kami tak pernah mengeram sangsi
Terimakasih dari kami
untukmu guru
Sebab,
Kami selalu menjadi manusia baru dari waktu
ke waktu
Dihadapanmu kami bersaksi dan kami tak pernah mengeram sangsi
Komunitas Homepoetry, 2019
Setangkai Melati Untukmu Guruku
Karya : Muhammad Raudah Jambak
Setangkai melati untukmu guruku
Kuambil dari perjalanan dekat
Tapi sulit kudapat
Semua begitu gelap
Walau lentera tertancap huruf dan angka-angka
Penunjuk arah
Merobah sejarah
Setangkai melati untukmu, guruku
Sebagai buah tangan dari tugas
Tanpa pamrih yang kau berikan
Batu hitam kini kau rubah jadi buku
Begitu kelam alat tulis masa lalu
Namun semangatmu tak pernah beku
Buah ilmu dari pohon semangat
Yang kau tanam telah membuahkan
Kesuksesan muridmu menghias zaman
Membangun peninggalan
Meninggalkan penjara kebodohan
Dari perjuangan telah membebaskan muridmu
Dari batu-batu, bisu dan kaku
Tak ada kelebihan dari hidup
Yang kau jalankan
Kau tetap melangkah tegas ke medan tugas
Dengan hati nyaman, tentram
Demi mendidik muridmu
Yang menganggapmu kolot dan ketinggalan zaman
Tapi itu tak kau perdulikan
Setangkai melati untukmu, guruku
yang putih bersih seputih salju
Dan seputih hatimu yang suci
Dipersembahkan tunas-tunas generasi
Yang bersemayam di bumi pertiwi
Setangkai melati untukmu guruku
Kami persembahkan, kami berikan
Sebagai tanda terima kasih kami
Terima kasih dari kami untukmu guruku
Komunitas Home Poetry, 9523
DO'A SEORANG GURU UNTUK MURID-MURIDNYA
Karya : Raudah Jambak
Tuhan, Dengan bias sebatang lilin ini Aku hanya berharap jangan padamkan Cahaya dalam hati kami Walau rekening sujud belum sempat Terbayarkan
Tuhan, aku berharap Jangan putus aliran rahman dan rahim-Mu Di rumah cinta kami Atau jangan bebankan bea denda dosa Yang berlebih pada tagihan karat hati kami Sebab, kami masih punya generasi penerus negri ini Yang perlu disuguhi saluran kasih jiwa Pada televisi pencerahan Atau rice-cooker ketabahan serta rekening ilmu tak berkesudahan
Tuhan , Dengan bias sebatang lilin ini Terangkanlah jiwa-jiwa yang gelisah Dari hati dan pikiran yang disumbat kegelapan. Perkenankanlah Keinginan kami
Amin
Medan, 2000
Kamilah Guru-Guru Indonesia
Karya : Raudah Jambak
Kamilah guru Indonesia,
berdiri tegak di tengah zaman,
membawa obor pengetahuan,
menyalakan cahaya di ruang gelap kehidupan.
Kamilah Guru Indonesia
Kami bukan sekadar pengajar,
kami adalah penuntun jalan,
menyulam mimpi anak bangsa,
dengan benang sabar dan kasih seluas semesta.
Kamilah Guru Indonesia
Di kelas sederhana, di desa terpencil,
atau di kota yang riuh penuh ambisi,
kami hadir dengan hati yang sama,
menanam harapan, menuai masa depan.
Kamilah guru Indonesia,
tak gentar oleh keterbatasan,
karena keyakinan kami adalah kekuatan,
bahwa ilmu akan membebaskan.
Kamilah Guru Indonesia
Kami adalah saksi lahirnya generasi,
yang kelak menulis sejarah negeri,
dan meski nama kami mungkin terlupakan,
jejak kami abadi walau hanya sebatas ingatan
Kamilah guru Indonesia,
pelita bangsa,
tak pernah padam,
meski angin zaman menghembus dendam
Padi, November 2025
Harapan kami Gurumu Untukmu Murid-muridku
Karya: M Raudah Jambak
Sekolahlah, Muridku
Jika memang sekolah itu mampu mewujudkan
Cita-citamu menjadi dokter yang mengobati
Negeri yang sedang sakit ini, bersebab narkoba dan racun dunia
Pahami semua mata pelajaran secara bersahaja
jangan hanya hitung-hitungan saja
Sebab pikiranmu nanti akan tertanam
Sekadar keuntunganmu pribadi
Buta dengan kerugian orang lain
Boleh, Muridku
Kau boleh jadi jaksa, apalagi jadi hakim
Tapi hati-hati, sebab kau akan tergelincir
Hanya untuk mempermainkan hati nurani di balik
Gelar yang kau pugar
Dan jika masih begitu
Lebih baik kau jadi pedagang saja yang jelas
Ukuran timbangannya, itupun jika kau pedagang kecil
Seandainya kau pedagang besar, maka kau akan merepotkan
Pemerintah dengan kerugian yang milyaran
Siapkan dirimu jadi pemimpin, Muridku
Sebab banyak pemimpin yang lebih siap
Jadi anak buah, pesuruh atau pecundang
Dalam pikiran mereka rakyat bukan apa-apa
Jika negara adikuasa yang mengerdipkan mata
Agama hanya jadi rawa-rawa penghalang
Akal bulus keinginan mereka menaikkan tarif
Setinggi-tingginya,menghukum maling ayam
Dengan cara yang paling jahanam
Sementara pelaku korupsi masih diberikan
Hukuman bergaransi
Sekolahlah, Muridku
Jika memang sekolah itu mampu menjadikan kita
manusia berakal budi-berhati mulia
Dalam setiap detik nafasmu alirkanlah do’a-do’a
memohon kepada sang pencipta
karena dialah yang layak sempurna dipercaya
Jadilah manusia berakal Budi dan berilmu tinggi,
Sebab, itulah harapan kami Gurumu, untukmu
Murid-muridku
Komunitas Home Poetry, 0423
Tidak ada komentar:
Posting Komentar