Minggu, 20 Juni 2021

Puisi-Puisi Covid 19 : Raudah Jambak

Puisi-Puisi Covid 19 : Raudah Jambak BERSAMA KITA BISA, BERSAMA KITA BIASA Raudah Jambak: ;melawan corona Maka, seperti air mengalirlah walau harus menembus celah sesempit apapun yang akhirnya kau akan sampai pada huluhilir sesungguhnya, tetapi, jangan lupa awal bermuasal dan kemana alir berakhir sebab, bersama kita bisa dari air akan kembali ke air, segala juang akan terus berulang tak sekadar riak, ia pun bisa menjelma ombak dan gelombang sebagai pertanda tentang siapa kita sesungguhnya Maka, laksana api membaralah walau hasrat dibungkus beku sepucat dingin yang menggiring gerak langkah kaku merebut semangat tetapi, jangan sampai membakar apalagi menghanguskan sebab, bersama kita bisa dari api akan kembali meng-api, segala juang akan terus dijelang tak sekadar bias, ia telah menjelma cahaya dan dian sebagai bara membakar jalan kesuraman Maka, bagaikan angin berhembuslah walau harap dibentengi tembok keangkuhan yang menembus rumitnya pori-pori kelegaan tetapi, jangan sampai beliung apalagi menjelma topan sebab, bersama kita bisa dari angin akan terus berhembus, kehidupan sesungguhnya bermula tak sekadar ada, ia telah menjelma nafas dan udara, sebagai harap hasrat memendam-mengurat Maka, ibarat tanah gemburlah walau dimana bumi dipijak, di situ langit tetap dijunjung Mengalir seperti air. Membara laksana api. Berhembus bagaikan angin. Dari tanah kita ber asal, sebagai penanda hal ikhwal, sebab, bersama kita bisa bersama kita biasa komunitas home poetry, maret 2020 LELAKI PEMBACA SEMESTA Raudah Jambak: Ia jelajahi setiap sudut ruang dan waktu. Bermula dari abjad raga Beranjak pada hijaiyah rimba Berakhir dengan sunyi puisi tentang sisi diri, lapis bumi atau bias bulan dan matahari di baris tasbih, ia kidungkan zikir puisi di pelana kuda, ia kabarkan derap jejak tapak puisi di angkasa raya, ia baca raga semesta pada diri dalam diri komunitas home poetry, april 2020 M. Raudah Jambak, lahir di Medan, 5 Januari 1972. Karyanya selain di Medan juga pernah dimuat di Surat Kabar/Majalah Nasional/buku di Malaysia, Radio Nederland, Cyber sastra, Antologi Temu Penyair Nusantara I-XI, dll. Saat ini sebagai Direktur di Komunitas Home Poetry. Kegiatan terakhir di acara Temu Penyair Nusantara di Pasaman, Imam Bonjol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar