Selasa, 31 Mei 2011

Gebyar Muda Bersastra

Herni Fauziah S.Pd

Dengan membaca wawasanmu bertambah, dengan menulis kreativitas berpikirmu terasah, dengan bersastra hidupmu jadi semakin indah.

Itulah tema yang menjadi dasar pelaksanaan acara Gebyar Muda Bersastra. Semangat para guru Bahasa dan Sastra menyatu bersama semangat para siswa yang berkarya. Berbagai kegiatan berlangsung di SMA Negeri 2 Binjai. Musikalisasi puisi, majalah dinding yang bertema sastra, berbalas pantun dan yel-yel yang diikuti oleh 15 peserta untuk masing-masing jenis lomba. Kegiatan berlangsung seharian dari pagi yang di buka oleh kepala dinas pendidikan kota Binjai mewakili Walikota Binjai, juga dihadiri oleh kepala dinas Sumatera Utara, Kapusda Binjai, Muspida setempat dan lain-lain.

Kegiatan ini didukung oleh para juri yang tidak diragukan lagi kepiawaiannya seperti Jamal, Raudah Jambak, Ibnu, Andi, Hasan Al Bana dan lain-lain. Hasil dari penilaian para dewan juri sangat memuaskan para peserta. Ajang ini mampu menggerakkan semangat para siswa dan para guru bahasa dan sastra Indonesia untuk berkreativitas bersama karya sastra.

Kehadiran para guru Bahasa Indonesia sebagai pendamping peserta pada event ini, terkesan seperti sedang “reunian” dalam berkarya. Terpancar wajah-wajah kepuasan meski dalam keadaan kalah dan menang. Sorak sorai kegirangan para siswa menunjukkan aura positif jauh dari hingar-bingar tawuran. Harapan kita dapatlah terarahkan kreativitas siswa seperti kegiatan-kegiatan ini.

Karya puisi yang dibawakan para peserta berjudul “Bahasa Laut” dan “Sajak Untuk Anakku” karya Timbas Tarigan wakil walikota Binjai. Sayangnya pada saat kegiatan berlangsung Timbas tidak hadir, karena sedang tidak berada di Binjai. Karyanya ditafsirkan beragam oleh para peserta, sehingga muncul berbagai penafsiran yang sangat luar biasa.

Warna lokal atau ciri kedaerahan sangat terasa pada setiap penampilan. Seperti dari SMA Harapan yang menafsirkan dengan irama musik Karo, demikian pula dari SMK Negeri 8 Medan memunculkan warna Melayu meski belum terasa “lemak melayu” didalamnya. Ada pula yang menafsirkan musik rock seperti yang ditampilkan SMA Negeri 4 Medan dan lain-lain.

Penafsiran yang dilakukan sebenarnya sah-sah saja. Hanya saja ada beberapa kriteria penilaian yang dilakukaan untuk mendapatkan hasil yang terbagus. Menurut Yoyok, salah seorang kreator musikalisasi puisi, ada beberapa hal yang harus dipahami untuk menggubah nada irama puisi ke dalam musik. Salah satunya adalah melakukan penafsiran yang tepat terhadap makna puisi itu.

Selain mencari nada yang disesuaikan dengan suasana makna, lalu lengkapi penampilannya dengan memberi warna-warna lokal, sehingga menambah kuat pemahaman terhadap isi puisi yang dibawakan. Seperti yang terlihat pada penampilan sang juara dari SMA Harapan 2 Medan, penampilan musikalisasi puisi berwarna musik Karo yang dilengkapi pakaian yang bercirikan budaya Karo bahkan lebih indah lagi apabila alat musik yang digunakan ditambah dengan alat musik tradisional Karo.

Majalah dinding yang ditampilkan juga tak kalah menarik, seperti salah satu peserta dari sekolah Ahmad Yani, meski mereka belum berhasil dalam kejuaraan namun kreativitas mereka tak dapat diabaikan, dengan latar transparansi mereka terkesan pandai bermain imajinasi yang tinggi, demikian dari SMA 6 Binjai, mereka menggunakan tikar bekas sebagai latar, dengan komposisi yang menarik. Untuk kreatifitas para siswa, kita patut acungkan jempol.

Menurut ibu Novi sebagai penggagas acara dan pembimbing “Komunitas Rumput Hijau”, selain latar majalah dinding ada beberapa penilaian khusus yang perlu diperhatikan para peserta seperti kolom, redaksi, isi ddan sebagainya. Demikian pula untuk berbalas pantun.

Bagaimana kecepatan membalas pantun yang dijual, juga ketepatan balasan serta kesesuaian persajakan. Meski kemampuan peserta pada umumnya rata-rata sama, namun besar harapan pada masa mendatang generasi muda kita masih mencintai budaya melayu. Terlebih lagi kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan oleh SMA Negeri 2 Binjai, kata salah seorang penggagas komunitas Rumput Hijau ibu Dra. Susilawati.

Penampilan terakhir sudah menjelang gelap, yaitu “yel-yel”. Meski hari sudah sore, namun semangat para peserta dan para pendukung, serta guru-guru pembimbing tidak terlihat layu meski di sela waktu sempat terjadi kerusakan sound system. Kegairahan kawula muda sangat membanggakan , aura positif terpancar dari wajah-wajah mereka. Seandainya seluruh aktivitas kawula muda dapat diarahkan seperti ini, kita yakin tawuran, kebut-kebutan, atau korban narkoba dapat dikurangi.

Seperti yang disampaikan Drs. Syarifuddin Lubis, untuk terlaksananya kegiatan ini, dibutuhkan kerja keras, kesabaran dan waktu yang tidak singkat. Perjuangan sudah lama dilakukan, secara bertahap kegiatan dilaksanakan. Sampai hari ini sudah ada tiga sekolah yang mendirikan komunitas sastra di kota Binjai yang dipelopori SMA Negeri 1 dan diikuti oleh SMA Negeri 2, belum lama ini SMA Negeri 6 juga sudah membentuk komunitas yang sama. Mudah-mudahan tidak hanya di kota Binjai sekolah-sekolah lain di Medan, Stabat, Langkat atau daerah lainnya segera menyusul.

Meski hari sudah mulai gelap, namun peminat supporter, peserta, para pembimbing tak beranjak dari tempat duduk meski lesehan di rumput dan berserak dari tiap sudut atau menikmati sambil duduk di bawah pohon. Hari sudah mulai gelap, penerang dari sekolah belum kelihatan dipersiapkan namun peserta dan para guru masih setia menunggu hasil pengumuman. Terasa puas kiranya bagi para panitia beserta para peserta pada acara Gebyar Muda Bersastra. Sebelum pengumuman disampaikan oleh para juri, Kepala SMA Negeri 2, Dra. Senia, S.Sos menutup acara. Senia sangat merespon acara. Terlihat dari kesediaannya tetap berada di lokasi acara dan koordinasi yang baik di antara panitia.

Tidak biasanya, para juri menyampaikan pengumuman dalam suasana gelap. Anehnya semua berjalan dengan lancar. Terlihat ada keikhlasan dari peserta, panitia penyelenggara, sehingga tidak menjadi masalah.
Juara untuk kategori berbalas pantun, Sri Mersing (juara favorit). Tanjung Langkat (juara 1), Si Cantik Anak Dara (juara 2) dan Tanjung Katung (juara 3). Kategori Majalah Dinding untuk favorit dan juara 1.2 diraih oleh SMA Negeri 1 Binjai dan juara 3 MAN Binjai 2. Kategori Musikalisasi Puisi juara favorit SMA Negeri 2 Binjai, juara 1,2,3 diraih oleh SMA Harapan 2 Medan, SMK Putra Anda Binjai dan SMA Negeri 1 Binjai. Kategori yel-yel, SMA Ahmad Yani menjadi pavorit, SMK Putra Anda Binjai sebagai juara pertama diikuti SMA Negeri 1 Binjai dan MAN 2 Model Medan berhasil menjadi juara ketiga. Sebagaimana yang disampaikan juri, seluruh peserta berhasil mengapresiasi karya sastra, namun ketekunan, latihan, masih diperlukan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

Tak ada gading yang tak retak, tak ada ada pekerjaan yang sempurna. Untuk kegiatan yang akan datang sebagai saran yang dapat diberikan;
Membeli parang di Kota Rokan
Beli belimbing di Simpang Empat
Penerang dan sound-system agaknya perlu diperhatikan
Juga disiplin waktu hendaklah tepat
Terlepas dari segala kekurangan, acungan jempol perlu disampaikan kepada penyelenggara. Upaya dan kerja keras mereka untuk mencerdaskan bangsa lewat karya sastra berbuah nyata dan tema yang diangkat tidak menjadi sia-sia.
Medan, 9 April 2011
Penulis; Guru SMK Negeri 8 Medan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar