Selasa, 24 Juni 2025

DALAM JEDA YANG LURUH

Dalam Jeda yang Luruh Aku menulis dengan air wudu pada kaca pagi yang berembun, cinta tak perlu suara— cukup sebutir bayangan yang tak sempat menetap di pelupukmu. Hatiku gemetar oleh hal yang sederhana: bunyi hujan di genting bambu, detak jam tua di surau kecil— dan getar rindu yang lembut seperti bisikan jiwa yang tak selesai. Andai segala yang rapuh adalah doa, maka aku adalah luka yang belajar bersabar menunggu makna tumbuh dari senyap. RJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar