Selasa, 12 Oktober 2010

KSM Kampanyekan Cerpen Masuk Sekolah

Dahi editor novel "Pelangi Rimba", Nasib Ts, terlihat mengerut sebagai pertanda sedang berpikir ekstra keras. Begitu juga dengan T Agoes Khaidir, salah seorang penulis cerpen dalam "Kumpulan Cerpen Medan", dan Teja Purnama Lubis, Ketua Komunitas Seni Medan (KSM), yang duduk di baris terdepan. Bisik-bisik dari puluhan pelajar segera memenuhi ruang perpustakaan Perguruan Panca Budi Medan, awal pekan lalu, saat digelar "Bincang Buku Kumpulan Cerpen Medan" dan "Pelangi Rimba" yang diterbitkan KSM.


Namun, hal itu tidak berlangsung lama, karena moderator acara, Dewi Chairani, dari Klub Baca Perpustakaan Panca Budi segera mencairkan kebekuan melalui sejumlah joke segar. "Saya tidak menduga bakal mendapat pertanyaan yang kritis seperti ini dari para pelajar," ungkap Nasib, sebelum memulai penjelasannya.


Dari bibir warga Delitua ini meluncur kalimat seputar proses editing dari novel "Pelangi Rimba", termasuk menjelaskan persoalan ayat-ayat Al'Qur'an yang nyaris tidak ditemukan dalam novel keagamaan tersebut. "Penulis Novel Pelangi Rimba tergolong pemula di dunia tulis-menulis. Ia juga mencoba meminimalisir ayat-ayat Al-Qur'an agar pembaca tidak merasa jenuh membacanya," papar Nasib yang dalam kesempatan itu hadir mewakili penulis.


Jawaban Teja lebih lugas lagi atas pertanyaan seorang pelajar tentang cara memulai penulisan cerpen. "Cara memulai penulisan cerpen atau pun tulisan lain sederhana, ya segera dimulai menulis, jangan ditunda-tunda," tegasnya yang disambut dengan aplaus para peserta.


Sementara, Agoes Khaidir mempersilakan para pelajar untuk membiarkan alur cerita melebar dalam proses kreatif penulisan. Pasalnya, tidak jarang alur cerita yang melebar justru menjadi suatu kekuatan dan membuatnya menjadi menarik. Meski para peserta dan pemateri hanya duduk di karpet (lesehan -red), namun sejumlah pertanyaan silih berganti "menyerang" tiga pemateri hingga jadwal acara yang seharusnya berakhir tepat pukul 12.00 WIB, molor menjadi 12.20 WIB. Mengenai setting santai tersebut, Wahyudi, pimpinan event organizer Blue Sky Management Medan, yang dipercaya menangani kegiatan ini, memiliki alasan sendiri. "Kita ingin mengubah imej bedah buku yang selama ini serius menjadi santai dengan hanya berbincang saja. Tentunya, tanpa mengurangi kualitas kegiatan ini," tegasnya di awal kegiatan.


Pihak Perguruan Panca Budi Medan, diwakili Abdi Setiawan, menyambut positif kegiatan ini. Apalagi, setting santai yang diciptakan pihak Blue Sky Management Medan, bakal menghilangkan imej serius dan membosankan dari kegiatan bedah buku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar