Rabu, 26 Januari 2011

Empat Rahasia dari Empat Cerpen

YS. Rat

MEMBACA empat cerpen di Rebana 1 Harian Analisa terbitan Oktober 2010, dari keempatnya masing-masing ada suguhan rahasia, mungkin menurut pengarangnya dianggap sebagai daya tarik karyanya.

Rahasia, bisa merangsang pikir berolah imaji dan membuahkan kecerdasan baru. Dia juga bisa cuma menetaskan tanda tanya yang kecil kemungkinannya mampu merangsang banyak orang mencari jawab.

Keempat cerpen itu, Maumunah karya Nevatuhella terbitan Minggu, 3 Oktober, Mual karya Sakinah Annisa Mariz (Minggu, 10 Oktober), Balada Pengarang karya T. Sandi Situmorang (Minggu, 17 Oktober) dan Jejak Masa Lalu karya Rina Mahfuzah Nst (Minggu, 31 Oktober).

Maumunah karya Nevatuhella (setelah dibaca seluruhnya, kemungkinan terjadi salah ketik dari seharusnya Maimunah) berkisah tentang kehidupan Maimunah, janda karena suaminya wafat. Maimunah lantas menikah dengan Basrunsyah, lelaki pendatang dari kecamatan kecil di pedalaman terbarat Provoinsi Bengkulu mendapati kenyataan, suami nya tak lagi tinggal bersamanya melainkan di kampung halamannya, tak berkabar hingga kini.

Menghadapi getirnya hidup sebagai janda dengan tanggungan dua anak, seorang perempuan dari suami pertamanya dan satu laki-laki dari suaminya sekarang, Basrunsyah. Sehari-hari Maimunah kerja sebagai pengopek kerang dan penyusun ikan gembung rebus. Selain itu, dia termasuk barisan warga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 300 ribu per tiga bulan dari pemerintah.

Cerpen Mual karya Sakinah Annisa Mariz, berkisah tentang aku (Sandra) yang bersua dan akhirnya berkenalan dengan pemuda bernama Mual. Awal bersua ketika bus yang ditumpangi, hendak meneruskan perjalanan menuju Kota Parapat setelah sempat mogok di kawasan Bukit Sibaganding, berlanjut di kawasan wisata Tuktuk.

Berikutnya Balada Pengarang karya T. Sandi Situmorang, mengisahkan seorang pengarang bernama Harjono Siregar yang yakin suatu saat namanya melambung, hingga puncak tertinggi dan itu memang diraihnya. Hanya saja, untuk mempertahankannya dia harus membawa seorang wanita tua dan peot ke hadapan istrinya. Memohon pada sang istri untuk dimadu.

Cerpen terakhir, Jejak Masa Lalu karya Rina Mahfuzah Nst. Jejak Masa Lalu berisi kisah kehidupan seorang perempuan yang di tengah kedewasaan usianya, dikungkung kondisi yang membuatnya hanya bisa duduk dan diam laiknya anak kecil, sementara pikirannya kosong dan hampa. ketika ayahnya wafat, aku (Ida) yang tak tahu sejak kapan dirinya jadi seperti itu, tak merasakan sesuatu yang mampu menggelorakan pilu di hatinya.

Rahasia Keempat Cerpen

Pada cerpen Maumunah karya Nevatuhella, suguhan rahasia bisa disimak dari kejadian suatu sore ketika Maimunah dan temannya sesama pengopek kerang, Sofiah, duduk dan ngobrol di lokasi pengopekan kerang yang sedang tidak berproduksi, berikut ini:

Maimunah tersenyum membayangkan pertemuannya dengan Basrunsyah. Dibayangkannya juga, Tekor Slamat akan bahagia sekali bertemu ayahnya. Tekor Sibuah hati, diharapkan Maimunah menjadi si tawar si dingin untuk kelangsungan rumah tangganya.

Senyum Maimunah sore itu tak berlangsung lama. Temannya kebetulan lewat mendapati Maimunah dan Sofiah. Mengatakan dia baru mendapat cerita tentang nasib bantuan langsung pemerintah yang selama ini mereka terima. Bisa-bisa mereka bulan mendatang tidak lagi menerima bantuan itu.

Pemerintah mengalihkan bantuan ke sektor kesehatan dan pendidikan. Wajah Maimunah langsung pucat pasi mendengar kabar yang belum tentu benarnya. Mulut Maimunah ternganga dan tubuhnya lunglay terjatuh ke pangkaun Sofiah.

Orang ramai datang menggotong tubuh Maimunah sambil mencoba mengatupkan mulut Maimunah yang ternganga dengan sapu tangan dibarengi ucapan salawat nabi.
Maimunah takono, Maimunah takono! Semua orang saling mengabarkan dan menyalahkan. Mengapa waktu Sholat Maghrib sudah tiba, Maimunah dan Sofiah masih berada di tempat itu. Sebulan lalu ada juga kejang-kejang tubuh seorang wanita hamil muda di tempat itu.

Mual karya Sakinah Annisa Mariz, rahasia tergambar melalui kebingungan aku setelah bertemu dan melihat sosok Mual bergabung dengan kelompok penyanyi, yang dalam pelinghatannya jumlahnya sembilan orang berikut Mual. Aku tersentak ketika tiba-tiba matanya tak lagi melihat Mual di antara para penyanyi . Apalagi lagi, seorang inang yang menyapa aku di tengah keheranannya menjelastegaskan, sejak dulu kelompok penyanyi itu hanya berjumlah delapan orang.

Keheranan aku bertambah, setelah dia memberi tahu kepada Inang, temannya yang menurutnya bergabung di kelompok penyanyi itu tinggal di kawasan bukit selatan dari Tuktuk. Inang itu terkejut, kemudian memanggil dan berbisik pada seorang pegawai restoran. Selanjutnya menyerahkan koran terbitan dua hari lalu kepada aku. Koran itu memuat berita:

Kebakaran hutan yang terjadi di beberapa lokasi objek wisata memang perlu menjadi perhatian serius pemerintah. Kobaran api yang tidak ditangani dengan cepat, membuat penduduk lokal serta merta kehilangan nyawa dan tempat tinggal.

Aktifitas illegal logging dan kasus pembakaran hutan terjadi setiap tahun di hutan wisata di Indonesia. Kemarin, di wilayah selatan dari Tuk-tuk, kebakaran hebat terjadi lagi. 54 keluarga terpaksa kehilangan tempat tinggal. Naasnya, tak ada korban yang selamat dari tragedi ini. Bulu kudukku meremang.

Dalam Balada Pengarang karya T. Sandi Situmorang, rahasia bermuasal saat aku (pengarang Harjono Siregar) dalam perjalanan menikmati indahnya alam tanah Tapanuli,
bingung mencari jalan kembali ke penginapan. Sampai akhirnya dia singgah di sebuah rumah yang dihuni seorang wanita tua. Tak cuma menyambut, wanita tua itu menyatakan memang sengaja menunggu si aku dan memintanya mengutarakan apa yang diinginkannya selama ini.

Seperti dikatakan aku, dia ingin menjadi penulis terkenal, banyak uang dan punya istri cantik, wanita tua itu pun dengan mudah menyanggupinya. Dia hanya perlu membuka sedikit aura si aku yang menurutnya selama ini tertutup. Selembar kertas buku tulis dilipat empat dan dibungkus kain hitam diberikan kepada si aku dengan pesan tidak boleh dibuka kecuali di malam pertamanya. Wanita tua itu juga memberi minum si aku semacam ramuan yang rasanya sangat asing di lidah.

Ketika pintu dibuka, si aku tercengang karena di depannya banyak orang hilir mudik dan ada pasar yang sangat riuh. Si aku pun ternyata sudah tiba di depan penginapan yang sebelumnya dia kebingungan mecari jalan kembali ke situ. Saat aku menoleh ke belakang, sama sekali tak ada perempuan tua dan rumah jeleknya.

Keinginan menjadi penulis terkenal, banyak uang dan punya istri cantik telah diraih si aku. Satu hal lagi yang harus dia penuhi sesuai janjinya pada perempuan tua yang telah memberinya semua kemilau itu. Jika ingin langgeng, si aku harus bercinta dengan perempuan tua itu setiap malam purnama.

Kalau tak ingin menjadi kerbau dia harus menikahinya setelah setahun dari pernikahan pertamanya. Akhirnya membuat si aku membawa seorang wanita tua dan peot ke hadapan istrinya, memohon pada sang istri untuk dimadu.

Sedangkan pada cerpen terakhir, Jejak Masa Lalu karya Rina Mahfuzah Nst, rahasia tergambar dari kondisi tokoh aku (Ida), menimbulkan debat antara emak dengan Lutfi, salah seorang dari lima saudara laki-laki si aku. Simaklah kutipan berikut: “Mak, sakit Ida bukan karena dibuat orang, tapi karena Ida tertekan dengan sikap ayah.” Tukas Lutfi.

“Tidak, Lutfi. Ayahmu sudah tenang di alam baka. Jangan kau menyalahkan ayahmu atas apa yang terjadi pada Ida.” “Mak, ada sifat ayah yang tidak bisa dia rubah. Keras dan temperamental. Tidak sedikit orang yang pernah tersinggung dibuatnya. Mak ingat, ayah juga pernah mengusir salah seorang sepupunya dari rumah kita, karena suatu hal yang sepele!”

“Mungkin ada hal yang tidak kita ketahui telah terjadi pada mereka, Nak.” “Mak salah! Itu karena ayah menuduh dia berbuat sesuatu yang tidak dia perbuat! Ketika dia membela diri, ayah malah mengusirnya!” “Cukup, Lutfi. Emak tidak mau mendengar lagi apa yang kau katakan!” suara emak terdengar parau disertai tangisnya. Emak berlari masuk ke dalam kamar.

"Mak, ini kenyataan! Emak tidak usah menutup-nutupinya. Sebagai anak sulung, setiap hari Kak Ida menyaksikan kekejaman ayah di rumah. Terhadap emak. Terhadap kami, lima anak laki-lakinya. Semua terekam dalam memori di otak Kak Ida. Dia tidak sanggup menerima perlakuan ayah, tapi seperti emak, dia juga tidak bisa protes! Akhirnya dia tertekan. Dia sakit. Jiwa Kak Ida sakit, Mak!” kata Lutfi dengan suara keras. Tubuhnya juga bergetar dan dia menangis.

Kecerdasan Baru

Rahasia bisa merangsang pikir berolah imaji dan membuahkan kecerdasan baru, bisa didapat dari cerpen Maumunah dan Jejak Masa Lalu. Di cerpen Maumunah, pengarang menyuguhkannya lewat gambaran betapa pada zaman serba modern, masih ada masyarakat di daerah masuk kategori kota berpandangan dangkal menanggapi suatu kejadian.

Pada cerpen Maumunah, dari dialek tokoh dan tempat penulisan bisa ditebak lokasi kejadian Kota Tanjung Balai, terhadap pingsannya Maimunah orang ramai menganggapnya takono (keteguran). Menurut pendapat mereka, Maimunah takono karena saat waktu salat Magrib sudah tiba dia dan Sofiah masih berada di tempat pengopekan kerang.

Sebenarnya, Maimunah pingsan bersebab mendengar kabar soal BLT yang kemungkinan bulan depan tak akan diterimanya karena pemerintah mengalihkannya untuk sektor kesehatan dan pendidikan.

Demikian pun halnya pada cerpen Jejak Masa Lalu, sebagaimana tampak dari debat emak dengan Lutfi tentang penyebab penyakit yang diderita tokoh Ida. Sosok Emak, bisa jadi mewakili tokoh tua yang masih berpadangan dangkal menanggapi suatu kejadian, sedangkan Lutfi gambaran tokoh muda yang menyikapi keadaan menggunakan akal dan pikiran.

Hal itu setidaknya memberi ingat sekaligus pengajaran, jangalah teramat mudah menyimpulkan hal di luar logika sebagai penyebab sesuatu kejadian tanpa terlebih dahulu menelisik rangkaian peristiwa yang mendasarinya dan merupakan penyebab sebenarnya dari kejadian itu.

Yang demikian, tak diperoleh dari cerpen Mual dan Balada Pengarang. Rahasia melalui peristiwa mistis di kedua cerpen ini, kebenarannya sangat jauh dari pengalaman dan logika umum. Kalaupun memang ada dan terjadi, pengakuan mungkin hanya akan didapat dari yang mengalaminya.

Selebihnya, di kesemua cerpen, kelemahan pengarang sangat nyata dalam hal pengetahuan dan pemahaman terhadap tata bahasa Indonesia. Dampak daripadanya, banyak terjadi kesalahan pemakaian tanda baca, serta penulisan kata yang harusnya dipisah dan yang mestinya disambung.

Termasuk, terjadi kerancuan pada kalimat, yang selain berakibat ketaksesuaian penuturan awal dengan berikutnya, juga tak logis. Sedikit contoh, pada cerpen Maumunah sebelumnya ada bagian kalimat, ....kedua anaknya Tekor Selamat dan Sulis .... Bagian berikut pada percakapan antara Sofiah dan Maimunah ditulis:

“Kudongar si Dani anak kau pun, pornah tapoluknyo! Botulnyo itu?” “Apo kau pikir tak botul. Memang nang Jahanam la si Basrunsyah tu!” Sebenarnya anak perempuan Maimunah bernama Sulis atau Dani? Di awal pengarang menjelaskan, Mainumah punya seorang anak perempuan dari suami pertamanya dan satu anak laki-laki dari Basrunsyah.

Di salah satu bagian cerpen Mual, pengarang menulis, .... kapal tiba tepat waktu di hotel. Pertanyaan, bagaimana mungkin kapal bisa tiba di hotel? Hal sama juga terjadi pada cerpen Jejak Masa Lalu. Pengarang menulis, .... perempuan itu menyodorkan aku sebuah baju berlengan panjang yang terus sampai ke mata kaki. Wah, seperti apa bentuknya baju yang lengannya mencapai mata kaki?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar